MAKASSAR, 1kata.com – Berbagai kalangan mempertanyakan sikap Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Makassar yang justru berbuat anarkhis saat menggelar aksi mendesak pemerintah membubarkan ormas anti Pancasila.
“Anti Pancasila kan termasuk anti anarkhisme dan radikalisme. Tapi mereka justru berbuat anarkhis. Ini aneh,” kata Widya, salah seorang karyawan di Makassar, Selasa (31/10/2017).
Widya menambahkan, seharusnya PMII memberikan contoh dengan menggelar aksi yang benar-benar damai. “Bukan sebaliknya,” katanya.
Aksi anarkhis yang dilakukan PMII, lanjut Widya, dikhawatirkan akan semakin memojokkan Islam dan membenarkan tudingan bahwa Islam sama dengan aksi anarkhis.
“Ini kan merugikan Islam dan pemeluknya. PMII harusnya bisa bersikap lebih bijaksana,” katanya.
Sebelumnya, pada Sabtu (28/10/2017), massa PMII mengelar aksi di depan Kantor DPRD Provinsi Sulsel dan Kantor DPRD Kota Makassar. Salah satu tuntutan aksi tersebut menuntut agar pemerintah membubarkan ormas anti Pancasila.
Namun aksi yang katanya “damai” tersebut justru berujung anarkis. Aktivis PMII merusak mobil dinas Patroli Jalan Raya (PJR) yang mengakibatkan mobil rusak, kaca belakang pecah.
Melihat aksi anarkis, aparat kepolisian yang bertugas saat itu tidak tinggal diam, petugas melakukan tindakan represif dengan menangkap Ketua PMII Makassar, Ashari Bahar.
Sumber: CR-08 | editor: m hasyim