Dongkrak Laba 2023, Sido Muncul Dorong Pertumbuhan Online Channel

JAKARTA, 1kata.com – Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), Leonard, mengungkapkan, untuk genjot kinerja keuangan, perseroan mendorong pertumbuhan online channel karena memiliki profitabilitas yang lebih baik.

“Mendorong ketersediaan barang kami di pasar juga, menambah wholesaler, mendorong pertumbuhan online channel,” kata Leonard, dalam Public Expose Live secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Ia menambahkan, pihaknya mendorong pertumbuhan online channel karena profitabilitas lebih bagus. Selain itu, perseroan juga melakukan ekspor market ke Ghana, China, Kenya. Selain itu, perseroan juga fokus distribusi di Nigeria dan Malaysia.

“Kita new product launch, digital marketing,” katanya.

Sebelumnya, SIDO menyampaikan target pada 2023 masih dalam tahap penyusunan. Namun, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul menyatakan pertumbuhan kinerja mencapai dua digit.

“2023 target masih penyusunan budget, kita selalu growth double digit,” kata Leonard.

Selain itu, Leonard menyampaikan terkait pembagian interim yang biasanya dibagikan pada November-Desember.

“Iya ada, kita biasanya bagikan dividen November-Desember,” kata Leonard.

Sementara itu, SIDO menganggarkan belanja modal pada 2022 Rp 200 miliar, tetapi baru diserap Rp 100 miliar.

“Running Rp 100 miliar, untuk project dari tahun sebelumnya seperti greenhouse, bioetanol,” ujar dia.

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sidomuncul mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester I 2022.

Pada periode tersebut, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 11,23 persen menjadi Rp 445,6 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 502 miliar.

Raihan itu sejalan dengan penjualan Sido Muncul yang turun 2,58 persen menjadi Rp 1,61 triliun pada semester I 2022, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,65 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin, 1 Agustus 2022, turunnya pendapatan utamanya disebabkan penjualan segmen jamu herbal dan suplemen yang turun signifikan menjadi Rp 988,73 miliar pada semester I 2022, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,06 triliun.

Sumber: ithe
Editor: m.hasyim
Foto: istimewa

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below