
JAKARTA, 1kata.com – Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menyarankan pemerintah menyiapkan anggaran Rp 200 triliun untuk biaya pemulihan ekonomi sebagai imbas dari wabah virus corona (covid-19).
Menurut Sandi, uang tersebut memang tidak sedikit. Dan ia menggarisbawahi, uang itu bukan termasuk biaya penanganan kesehatan dari virus corona.
Dari Rp 200 triliun, Sandi mengklasifikasi ke dalam 4 tahap stimulus dengan masing-masing Rp 50 triliun.
Tahap pertama sebesar Rp 50 triliun diberikan secara langsung ataupun yang dikenal bantuan langsung tunai (BLT) transfer kepada masyarakat yang ada di golongan rentan.
Indentifikasinya menggunakan basis data terpadu yang dimiliki pemerintah, terutama milik pemerintah daerah.
Tahap kedua, diarahkan kepada masyarakat yang terdampak pada pengurangan kegiatan, terutama sektor informal misalnya pekerja harian, UMKM.
“Sebesar Rp 50 triliun paket ekonomi yang bisa diwujudkan dalam beberapa bentuk, di antaranya memastikan mereka beroperasi dalam paket likuiditas sehingga nggak perlu PHK,” sebut Sandi dalam teleconference, Kamis (26/3/2020).
Kemudian, Sandi menyarankan agar pemerintah mengalokasikan dana sebesar 25% tersebut digunakan sebagai bantuan kepada masyarakat yang kehilangan kerja atau belum dapat kerja, dan bisa diselaraskan ke kartu prakerja agar bisa dieksekusi cepat.
“Terakhir bantuan sektor keuangan yang juga diperlukan karena banyak perbankan, perusahaan mengalami kesulitan karena masyarakat menghadapi covid-19 kesulitan bayar cicilan, termasuk tagihan listrik dan telpon,” paparnya.
Namun, uang tersebut diakuinya tidak bisa hanya diambil dari realokasi dana Kementerian maupun Lembaga sesuai Inpres 4 tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta PBJ dalam rangka Percepatan Penanganan covid-19. Karenanya perlu cara lain.
“Seperti penerbitan surat utang, obligasi rekap dari perbankan nasional. Tahun 97-98 kita lakukan penerbitan obligasi BLBI juga,” katanya.
Sumber: CR-05
Editor: m.hasyim
Foto: istimewa