
JAKARTA, 1kata.com – Indonesia ikut menjadi korban gejolak perekonomian global yang dampaknya banyak perusahaan multinasional dan multiinternasional harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di tahun 2022 ini.
Beberapa nama besar yang sepertinya tidak akan ‘tersentuh’ gejolak, ternyata ikut jadi korban dan merumahkan ratusan karyawannya.
Berikut ini daftar perusahaan teknologi dalam negeri yang melakukan PHK karyawan sepanjang 2022:
Baca juga: Sebarkan Radikalisme, Teroris Incar Dunia Pendidikan
1. Ruangguru
Ruangguru, startup pembelajaran digital atau edutech mengambil langkah PHK pada ratusan karyawan per Jumat (18/11/2022).
Menurut Tim Corporate Communications Ruangguru pada wartawan, keputusan ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis.
“Terdapat ratusan pegawai Ruangguru yang terdampak dari pemutusan hubungan kerja ini,” ungkap Tim Corporate Communications Ruangguru.
2. Shopee Indonesia
Sebelumnya, PT Shopee Indonesia melakukan PHK sejumlah karyawan perusahaan pada September lalu.
Menurut Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira, PHK merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai efisiensi, setelah sebelumnya melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
Karyawan yang terdampak diklaim Shopee mendapatkan pesangon dan masih dapat menggunakan fasilitas asuransi kesehatan perusahaan hingga akhir tahun.
Baca juga: Polres Garut Ungkap Sindikat Pembuatan Uang Palsu Rupiah dan Asing
3. GoTo
PT Goto Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo melakukan PHK terhadap 12 persen dari total karyawannya atau sebanyak 1.300 orang.
Berdasarkan keterangan resmi di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/11/2022), perseroan harus mengambil keputusan yang sulit untuk melakukan perampingan karyawan yang akan berdampak kepada 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap grup GoTo.
Keputusan PHK itu dilakukan agar perusahaan lebih agile dan bisa menjaga tingkat pertumbuhan, sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.
Dalam keterangan resmi, GoTo menyatakan karyawan yang terdampak PHK akan mendapatkan paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara di mana GoTo beroperasi.
Lebih lanjut, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial, antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu).
Baca juga: Ini 5 Parpol Tak Lolos Syarat Verifikasi Administrasi Pemilu 2024
4. LinkAja
Layanan keuangan digital LinkAja melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan untuk reorganisasi sumber daya manusia (SDM).
Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo, Selasa (24/5/2022), penyesuaian jumlah karyawan dilakukan untuk memastikan perusahaan bertumbuh secara optimal dengan SDM yang efisien dan fokus pada bisnis perusahaan saat ini.
“Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini,” ujarnya.
5. Tokocrypto
Perusahaan penjual aset digital Tokocrypto memberhentikan 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari 227 orang jumlah pekerja.
Menurut VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani, pemberhentian puluhan karyawan ini lantaran perusahaan bakal melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.
Meski demikian, perusahaan dikatakan akan membantu pegawai yang terkena PHK mencari tempat kerja baru. Salah satunya dengan memberikan rekomendasi kepada beberapa perusahaan mitra kerja selama ini.
Baca juga: Indonesia Beri Perhatian Besar pada Perlindungan Mangrove
6. TaniHub
PHK terhadap karyawan startup pertanian TaniHub merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.
7. SiCepat
Start up yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang ini dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 360 karyawannya.
Namun, berbeda dengan startup lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.
8. Mamikos
Start up yang menyediakan layanan pencarian kos ini melakukan PHK untuk menjaga kesehatan kondisi keuangan perusahaan di tengah kondisi pasar dan ekonomi makro yang sedang dipenuhi ketidakpastian.
Sejauh ini, pihak Mamikos belum bisa memberikan kepastian terkait jumlah karyawan yang terkena PHK.
Baca juga: Dukung Pengurangan Emisi Karbon, Sido Muncul Komitmen Gunakan EBT
9. JD.ID
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengambil langkah PHK sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
Director of General Management JD.ID Jenie Simon dalam pernyataan Jumat (27/5/2022), mengatakan, perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan.
10. Zenius
Startup edukasi Zenius melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan karena perusahaan terdampak oleh kondisi makroekonomi.
11. Xendit
Startup fintech Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina.
Chief Operating Office Xendit Tessa Wijaya mengatakan perusahaan melakukan pertimbangan matang sebelum mengumumkan PHK.
Para karyawan Xendit yang terkena PHK akan diberi kompensasi yang layak dan perpanjangan asuransi kesehatan serta dukungan alumni. Perusahaan ini memiliki lebih dari 900 karyawan per Agustus 2022.
Baca juga: Penjual Kulit Harimau Aceh Diancam Penjara 5 Tahun dan Denda Rp100 Juta
12. Lummo
Start up penyedia solusi layanan perangkat lunak business-to-consumer (B2C) Lummo yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.
Lummo dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 100-120 karyawan yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.
13. Pahamify
Start up di bidang pendidikan, Pahamify, mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal untuk beradaptasi di kondisi ekonomi makro terkini.
Namun, PHK massal yang ditempuh itu tampaknya tidak menjamin keberlangsungan bisnis Pahamify untuk jangka panjang. Pada akhir Juni 2022, Pahamify akhirnya membubarkan diri.
14. Mobile Premiere League
Start up e-sports asal India yang melebarkan sayapnya di tanah air ini mengumumkan PHK kepada sekitar 100 karyawan dan memutuskan untuk keluar dari pasar Indonesia.
Menurut keterangan pihak perusahaan, PHK massal dan penutupan bisnis di Indonesia ini adalah upaya untuk menumbuhkan bisnis inti serta menutup bisnis yang tidak berjalan.
15. Indosat Ooredoo Hutchison
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melakukan PHK terhadap lebih dari 300 karyawannya.
Director & Chief of Human Resources Officer IOH Irsyad Sahroni mengatakan langkah rightsizing ini telah berjalan lancar dan 95 persen karyawan yang terdampak setuju.
Adapun paket kompensasi yang ditawarkan kepada karyawan adalah rata-rata 37 kali upah, bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah. Menurut Irsyad, jumlah ini secara signifikan lebih tinggi di atas persyaratan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Sumber: CR-02
Editor: jaka
Foto: istimewa