
JAKARTA, 1kata.com – Defisit anggaran hingga 31 Agustus 2015 telah mencapai Rp186,7 triliun (1,6 persen terhadap PDB) atau 83,9 persen dari target Rp222,5 triliun (1,9 persen terhadap PDB), demikian yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
“Defisit APBN-P tahun 2015 per 31 Agustus sebesar Rp186,7 triliun,” kata Menkeu dalam jumpa pers realisasi APBN-P 2015 yang ikut dihadiri jajaran eselon satu Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Menkeu mengatakan defisit anggaran tersebut berasal dari pendapatan negara yang hingga 31 Agustus telah mencapai Rp867,5 triliun atau 49,3 persen dari target sebesar Rp1.761,6 triliun dan belanja negara Rp1.054,2 triliun atau 53,1 persen dari pagu Rp1.984,1 triliun.
Pendapatan negara tersebut didukung oleh penerimaan perpajakan yang telah mencapai Rp699 triliun atau 46,9 persen dari target Rp1.489,3 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp168,3 triliun atau 62,5 persen dari target Rp269,1 triliun.
“Realisasi penerimaan perpajakan mencapai 46,9 persen, lebih rendah dari realisasi tahun lalu 55,6 persen. Tapi nominalnya lebih tinggi Rp699 triliun dibandingkan tahun lalu Rp692,8 triliun, karena target penerimaan tahun ini lebih tinggi,” ujarnya.
Belanja negara berasal dari belanja pemerintah pusat yang telah mencapai Rp621,3 triliun atau 47,1 persen dari pagu Rp1.319,5 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa yang sudah mencapai Rp432,9 triliun atau 65,1 persen dari pagu Rp795,5 triliun.
Dari belanja pemerintah pusat, realisasi belanja kementerian lembaga telah mencapai Rp320,7 triliun atau 40,3 persen dari pagu Rp795,5 triliun dan realisasi belanja non kementerian lembaga mencapai Rp300,6 triliun atau 57,4 persen dari pagu Rp524,1 triliun.
“Ada kemajuan bagus untuk belanja pemerintah, namun penerimaan masih banyak tantangan bagi pajak serta bea dan cukai. Tapi tetap kita upayakan agar pada akhir tahun kondisi penerimaan perpajakan kita makin baik,” ujar Menkeu.
Dari belanja kementerian lembaga tersebut, realisasi belanja pegawai mencapai Rp119 triliun atau 64,8 persen dari pagu Rp183,7 triliun, belanja barang Rp86,7 triliun atau 33,4 persen dari pagu Rp259,4 triliun, belanja modal Rp56,9 triliun atau 22,5 persen dari pagu Rp252,8 triliun dan bantuan sosial Rp58,2 triliun atau 58,4 persen dari pagu Rp99,6 triliun.
“Sementara, dari pagu belanja infrastruktur Rp290,3 triliun, realisasinya baru mencapai kisaran Rp90 triliun, yang berasal dari pagu belanja kementerian lembaga Rp54,9 triliun, dana transfer ke daerah Rp23,1 triliun dan pembiayaan Rp12,2 triliun,” kata Menkeu.
Menkeu menambahkan realisasi pembiayaan anggaran untuk menutup defisit telah mencapai Rp246,8 triliun atau 110,9 persen, melebihi target Rp222,5 triliun, yang didukung dari penerbitan surat berharga negara Rp282,2 triliun atau 94,8 persen dari target Rp297,7 triliun.
Sumber : CR-02 || editor : m. hasyim